HUSNUZDHAN(prasangka positif).
A. Husnuzhan
kepada Allah dan Sabar Menghadapi CobaanNya
Husnuzhan artinya
berprasangka baik. Sedangkan huznuzhan kepada Allah SWT mengandung arti
selalu berprasangka baik kepada Allah SWT, karena Allah SWT terhadap
hambanya seperti yang hambanya sangkakan kepadanya, kalau seorang hamba
berprasangka buruk kepada Allah SWT maka buruklah prasangka Allah kepada
orang tersebut, jika baik prasangka hamban kepadanya maka baik pulalah
prasangka Allah kepada orang tersebut.
Sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh bukhari mempertegas hal ini:
Artinya
:Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Nabi saw. bersabda :
“Allah Ta’ala berfirman : “Aku menurut sangkaan hambaKu kepadaKu, dan
Aku bersamanya apabila ia ingat kepadaKu. Jika ia ingat kepadaKu dalam
dirinya maka Aku mengingatnya dalam diriKu. Jika ia ingat kepadaKu dalam
kelompok orang-orang yang lebih baik dari kelompok mereka. Jika ia
mendekat kepadaKu sejengkal maka Aku mendekat kepadanya sehasta. jika ia
mendekat kepadaKu sehasta maka Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia
datang kepadaKu dengan berjalan maka Aku datang kepadanya dengan
berlari-lari kecil“. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
Orang yang berprasangka baik kepada Allah tentu
meiliki akhlak yang baik (sifat terpuji). Akhlak yang baik merupakan
modal yang lebih berharga dibanding dengan modal harta kekayaan. Selain
itu akhlak mulia dapat meninggikan derajat dan martabat di hadapan
manusia, sekaligus menyempurnakan iman dan mendekatkan hubungan kita
kepada Allah. Rasulullah SAW dalam sebuah haditsnya mengingatkan kepada
kita:
اَكْمَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ اِيْمَانًا اَحْسَنُهُمْ
خَلْقًا ( رواه الترمذى)
Artinya: “Orang-orang mukmin yang paling
sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR Tirmidzi)
Itulah pentingnya pembinaan akhlak yang baik.
Sehingga ketika Rasulullah SAW menjawab pertanyaan dari seorang badui
pada suatu hari tentang pekerjaan yang mulia, apakah pekerjaan yang
terkait diberikan oleh seorang manusia, maka beliau menjawab, bahwa
pekerjaan yang mulia dan terbaik diberikan oleh seorang manusia adalah
“akhak yang mulia”.
Rasulullah sendiri bersikap dan ber akhlakul
mahmudah (akhlak mulia) sepanjang hidupnya. Sehingga beliau pernah
memberikan penghargaan tersendiri kepada pengikutnyta yang berakhlak
baik. Misalnya, suatu ketika Rasulullah diberi tahu bahwa seorang
perempuan bernama Fulanah rajin shalat, puasa, dan sedekah, tetapi suka
menyakiti tetangga dengan mulutnya. Apa kata Rasulullah? “ia akan masuk
surga.”
Diantara akhlak terpuji yang dicontohkan Rasulullah
ialah bahwa dia memiliki sifat sabar dalam kehidupannya. Sabar artinya
orang yang mampu menahan diri atau mampu mengendalikan nafsu amarah.
Sabar juga sering disebut dengan kemampuan seseorang dalam menahan
emosi.
Sebenarnya orang yang sabar ialah orang yang keras,
yaitu keras dalam menguasai nafsu amarah.
لَيْسَ الشَّدِيْدُ بِالصُّرْعَةِ . اِنَّمَا
الشَّدِيْدُ الَّذِى يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ ( رواه
متفق عليه)
Artinya: “Bukan ukuran kekuatan seseorang
itu dengan bergulat, tetapi yang kuat ialah orang yang menahan hawa
nafsunya pada waktu marah” (HR Muttafaqu Alaihi)
Orang yang sabar bila menerima musibah, ia akan mampu
mengendalikan perasaannya. Sehingga ia tidak terhanyut dalam kesedihan
yang berkepanjangan. Apalagi jika seseorang itu menyadari segala musibah
dan cobaan itu datangnya dari Allah juga.
Adapun sabar dalam pengertian Islam ialah tahan uji
dalam menghadapi suka dan suka hidup, dengan ridha dan ikhlas serta
berserah diri kepada Allah. Sabar itu diperintahkan dalam agama. Dalam
Al Qur’an disebutkan:
Artinya: “Hai orang-orana yang beriman,
mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan)
shalat.” (QS Al Baqarah ; 153)
Hidup di dunia tidak luput dari berbagai cobaan.
Cobaan itu bisa berupa kesenangan dan kesusahan, sehat dan sakit, serta
suka dan duka. Adakalanya hal itu dialami diri sendiri, keluarga,
sahabat dan sebagainya.
Apa yang dialami manusia itu semua datangnya dari
Allah dan merupakan ujian hidup. Berbagai macam persoalan yang dihadapi
dalam hidupm ini akan menambah keimanan kita apabila kita ikhlas
menerimanya. Allah SWT menggambarkan dalam Al Qur’an berbagai macam
cobaan yang akan dialami manusia serta bagaimana seharusnya sikap
manusia dalam menerima cobaan tersebut.(lihat Al-Qur’an Online di
google)
Artinya: “155. Dan
sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita
gembira kepada orang-orang yang sabar. 156. (yaitu)
orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna
lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”.” (QS Al Baqarah : 155-156)
Pada hakikatnya, apapun yang kita
alami terhadap cobaan yang diberikan Allah, kita harus berbaik sangka.
Misalnya, cobaan sakit, keluarga kita ada yang mengalami kecelakaan lalu
lintas, semua itu adalah cobaan dan kita harus tabah dan tawakal
menghadapinya. Karena semakin sayang Allah kepada seorang hambanya maka
Allah akan menguji orang tersebut dengan cobaan yang lebih besar,
sehingga kadar keimanannya bertambah pula. Bila ia dapat bersabar
menerima cobaan yang Allah berikan maka Allah akan memberikan ganjaran
yang sangat mulia yaitu mendapatkan surganya Allah SWT seprti yang
diuraikan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh bukhari:
Artinya
:Dari Anas bin Malik, ia berkata : “Saya mendengar
Rasulullah saw. bersabda : “Sesungguhnya Allah berfirman : “Apabila Aku
menguji hambaku dengan kedua kesayangannya lalu ia bersabar maka Aku
menggantikannya dengan sorga”. (Hadits ditakhrij oleh
Bukhari).
Cara Membiasakan Diri Bersikap Sabar
a. Zikrullah (Mengingat Allah)
Firman Allah dalam surat Ar Ra’du ayat 28 menjelaskan
sebagai berikut: (lihat
QS.Online di google)
Artinya: “(yaitu)
orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati
menjadi tenteram.” (QS Ar Ra’du : 28)
Dalam ayat lain Allah menybutkan: (lihat QS.Online di google)
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah
(dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya (QS Al
Ahzab : 41)
Zikir bisa melalui pengucapan lisan
dengan memperbanyak menyebut asma Allah. Tetapi, zikir juga bisa
dilakukan dengan tindakan merenung dan memperhatikan kejadian di
sekeliling kita dengan tujuan menarik hikmah. Sehingga akhirnya sadar
bahwa segala sesuatu itu datangnya dari Allah juga. Orang yang sabar
selalu mengingat Allah dan menyebut asama Allah apabila menghadapi
kesulitan dan musibah, bahkan dalam sebuah hadits disebutkan bila
seseorang berzikir dan membaca Al Qur’an hingga ia lupa untuk meminta
sesuatu kepada Allah maka Allah akan memberikan nikmat kepadanya
melebihi apa yang sebelumnya ia inginkan
Artinya
:Dari Abu Sa’id Al Khudri ra., ia berkata : Rasulullah saw
bersabda: Tuhan Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfinnan : “Barang
siapa yang sibuk membaca Al Qur’an dan dzikir kepada Ku dengan tidak
memohon kepada Ku, maka ia Aku beri sesuatu yang lebih utama dari pada
apa yang Aku berikan kepada orang yang minta”. Kelebihan firman Allah
atas seluruh perkataan seperti kelebihan Allah atas seluruh makhlukNya“.
(Hadits ditakhrij oleh Turmudzi).
b. Mengendalikan Emosi
Agar seseorang bisa berbuat sabar, maka harus berlatih
mengendalikan emosi. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan dalam
melatih mengendalikan nafsu atau emosi ini:
- Melatih serta mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan membaca ayat-ayat suci Al Qur’an, shalat, puasa, dan ibadah lainnya. Seseorang tidak akan terus melampiaskan berang atau kemarahannya apabila ayat suci Al Qur’an dibaca. Oleh karena itu, bukan hal yang aneh apabila ayat suci Al Qur’an bisa digunakan untuk melerai orang yang bertikai. Demikian pula Rasulullah SAW memberikan resep bagaimana caranya meredam amarah. “Berwudu’lah!” Demikian anjuran Rasulullah SAW.
- Menghindari kebiasaan-kebiasaan yang dilarang agama. Orang yang mampu menghindarkan diri dari kebiasaan yang dilarang agama, akan membuat hidupnya terbiasa dengan hal-hal yang baik dan tidak mudah melakukan perbuatan-perbuatan keji. Orang yang tidak sabar, pada umumnya adalah orang yang tidak perduli, bersikap kasar, berbuat keji misalnya berjudi, minum-minuman keras, berkelahi, mengeluarkan kata-kata kotor, menyebarkan fitnah dan masih banyak lagi.
- Memilih lingkungan pergaulan yang baik. Agar bisa menjadi manusia yang memiliki sifat sabar, maka bisa diperoleh dengan memasuki lingkungan pergaulan yang baik, yang cinta akan kebenaran, kebaikan, dan keadilan.
B. Gigih,
Berinisiatif, dan Rela Berkorban
1. Gigih
Gigih
berarti berkemauan kuat dalam usaha mencapai sesuatu cita-cita. Gigih
sebagai salah satu dari akhlakul karimah sangat diperlukan dalam suatu
usaha. Jika ingin mencapai suatu hasil yang maksimal, suatu usaha harus
dilakukan dengan gigih, dan penuh kesungguhan hati. Seorang pelajar
harus gigih dalam belajar guna mencapai prestasi yang optimal. Disamping
gigih dalam belajar, pelajar hjuga harus gigih dalam berbagai kebaikan
seperti membantu kedua orang tua menurut kadar kemampuannya. Islam
mencela setiap muslim yang lemah semangat, merasa tidak berdaya seakan
tidak memiliki gairah hidup. Tak satu usahapun yang tidak memerlukan
kegigihan, walau kadarnya berbeda. Setiap muslim wajib memilki sifat dan
sikap gigih. Gigih (sungguh-sungguh) dalam beribadah, gigih dalam
mencari rezeki untuk mencukupi kebutuhan hidup. Allah SWT berfirman: (lihat QS.Online di google)
Artinya: “ Maka apabila kamu telah
selesai (dari suatu urusan) maka kerjakanlah dengan sungguh-sungguh
(urusan) yang lain.” (QS Alam Nasrah : 7)
Sementara
itu Rasulullah SAW bersabda:
اَلْمُؤْمِنُُ الْقَوِيُ خَيْرٌ وَ اَحَبُّ اِلى
اللهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ وَ فِى كُلِّ خَيْرٌ اِخْرِصْ عَلى مَا
يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَ لاَ تَعْجِرْ … (رواه مسلم)
Artinya:
“Mukmin yang kuat lebih bagus adn lebih dicintai oleh Allah
daripada mukmin yang lemah, namun pada masing-masing ada kebaikannya.
Bersemangatlah kamu mencapai sesuatu yang bermanfaat bagi kamu, mohonlah
pertolongan kepada Allah dan janganlah kamu merasa tak berdaya …” (HR
Muslim)
Orang yang gigih tidak akan berpangku tangan dan
tidak suka bermalas-malasan sehingga ia akan merasa keberkahan hidup.
Apabila setiap orang Islam memiliki sifat gigih, niscaya hidayah dan
karunia Allah akan menaungi kita. Gigihlah dalam berusaha, Allah dan
orang-orang yang beriman akan melihat pekerjaan kita, sehingga tidak
akan ada usaha kita yang sia-sia.
2. Berinisiatif
Berinisiatif
artinya senantiasa berbuat sesuatu yang sifatnya produktif.
Berinisiatif menuntut sikap bekerja keras dan etos kerja yang tinggi.
Perhatikan firman Allah berikut ini. (lihat QS.Online di google)
Artinya:
“39. dan bahwasanya seorang manusia tiada
memperoleh selain apa yang telah diusahakannya, 40. dan
bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya). 41.
Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling
sempurna.” (QS An Najm : 38-41)
Kemudian surat Alam Nasrah ayat 1-8 berikut ini. (lihat QS.Online di google)
Artinya:
“1. Bukankah Kami telah melapangkan untukmu
dadamu?, 2. dan Kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu, 3. yang
memberatkan punggungmu? 4. Dan Kami tinggikan bagimu sebutan
(nama)mu, 5. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
6. sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. 7. Maka
apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh (urusan) yang lain, 8. dan hanya kepada
Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. “ (QS Alam Nasrah : 1-8)
Renungkanlah ayat diatas. Islam
mengajarkan umatnya untuk selalu berbuat yang produktif. Artinya
fokuskan pada satu pekerjaan, jika telah selesai kerjakan yang lain.
Tentu tidak hanya kerja keras saja melainkan dengan ketekunan,
ketelitian, penguasaan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, senantiasa
mengefisienskan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan atau permasalahan.
Cara dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut diatas disebut produktivitas
kerja. Senantiasa menghasilkan etos kerjanya untuk menghasilkan yang
lebih baik.
Contoh produkitivitas kerja
Arif hampir setiap hari
mempersiapkan diri belajar untuk meraih cita-cita melanjutkan studi ke
perguruan tinggi. Ia selalu memanfaatkan waktunya untuk belajar dan
membantu orang tua. Kunci utama inisiatif Arif adalah pengaturan waktu.
Ia bisa membagi waktu kapan harus belajar dan harus bermain. Akhirnya ia
dapat lulus masuk ke perguruan tinggi yang dicita-citakannya.
Contoh lain: Pak Budiman adalah
seorang walikelas di sebuah SMK. Walaupun beliau sibuk mengajar namun
bisa membagi waktunya untuk kepentingan kelasnya. Hal itu karena ia bisa
mendata dan menentukan hal yang harus didahulukan kemudian dikerjakan
dengan tekun dan teliti. Sehingga sebanyak apapun beban pekerjaan yang
dialami Pak Budiman ia dapat menyelesaikannya dengan baik.
Kesimpulan dari contoh diatas adalah
kerja keras itu bukan hanya gigih dan semangat tinggi. Berinisiatif
adalah usaha yang menghasilkan dengan pengaturan waktu yang baik dan
terencana.
3. Rela Berkorban
a. Makna
Rela Berkorban
1) Pengertian
rela berkorban
Rela berarti bersedia dengan ikhlas hati, tidak mengharapkan
imbalan atau dengan kemaun sendiri. Berkorban berarti memiliki sesuatu
yang dimiliki sekalipun menimbulkan penderitaan bagi dirinya sendiri.
Rela berkorban dalam kehidupan masyarakat berati bersedia dengan ikhlas
memberikan sesuatu (tenaga, harta, atau pemikiran) untuk kepentingan
orang lain atau masyarakat. Walaupun dengan berkorban akan menimbulkan
cobaan penderitaan bagi dirinya sendiri.
2) Pola
keikhlasan dalam berbagai lingkungan kehidupan
Setiap orang atau setiap individu mempunyai kepentingan sendiri
sesuai dengan keperluannya. Jika setiap orang hanya mengejar
kepentingannya sendiri tanpa memperdulikan kepentingan orang lain, akan
terjadi perselisihan dan pertengkaran dalam kehidupan ini. Oleh karena
itu, kita sebagai seorang muslim yang memiliki kepribadian luhur, wajib
mengendalikan siri dalam sikap dan perbuatannya demi kepentingan umum.
Kepentingan umum atau masyarakat harus didahulukan dari pada kepentingan
pribadi atau individu. Disinilah perlunya kita memiliki keikhlasan
berkorban demi kepentingan yang lebih luas. Kepentingan masyarakat,
bangsa dan negara.
a) Pola
keikhlasan berkorban dalam lingkungan keluarga, antara lain ;
1) Orang
tua memberikan biaya untuk sekolah anak-anaknya
2) Orang
tua memelihara, mengasuh, dan mendidik anak-anaknya
b) Pola
keihklasan berkorban dalam lingkungan kehidupan sekolah, antara lain:
1) Para
siswa memberikan sumbangan buku perpustakaan sekolah
2) Para
siswa dan guru mengumpulkan dana sukarela untuk meringankan beban warga
yang tertimpa musibah
c) Pola
keikhlasan berkorban dalam lingkungan kehidupan masyarakat, antara
lain:
1) Warga
masyarakat bergotong royong meperbaiki bendungan yang rusak karena
banjir
2) Warga
masyarakat yang mampu menjadi orangtua asuh bagi anak-anak yang
terlantar dan tidak mampu
d) Pola
keikhlasan berkorban dalan lingkungan kehidupan berbangsa dan
bernegara, antara lain:
1) Para
warga negara atau masyarakat membayar pajak sesuai dengan ketentuan
yang berlaku, seperti pajak kendaraan bermotor, pajak bumi dan bangunan
2) Warga
masyarakat merelakan sebagian tanahnya untuk pembangunan irigasi dengan
memperoleh penggantian yang layak
b. Mengembangkan
semangat rela berkorban dalam kehidupan bermasyarakat
Kita harus selalu mengembangkan semangat rela
berkorban dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara. Misalnya
sebagai berikut.
- Ketika zaman penjajahan belanda. Penderitaan bangsa Indoneisa berada pada level yang sangat tinggi dari para penjajah. Penderitaan yang sangat hebat ini melahirkan tekad untuk mengusir penjajah dari tanah air Indonesia. Untuk mewujudkan tekad itu, nagsa Indonesia rela berkorban melawan penjajah. Semangat berjuang dan rela berkorban itu akhirnya membuahkan hasil Proklamasi Kemerdekaan17 agustus 1945
- Orang tua merelakan putranya berjuang untuk bangsa dan negaranya sesuai dengan bidang dan kemampuannya
- Warga masyarakat rela berkorban tenaga, harta ataupun pikiran dalam membuat bendung, jalan kampung, dan kepentingan masyarakat lainnya
Sikap rela berkorban yang mulia itu wajib
dikembangkan dan dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari.
Menumbuhkembangkan semangat rela berkorban dapat dilakukan dengan
berbagai cara misalnya, keteladanan (menjadi contoh), memberikan
bimbingan, dan pembinaan kesadaran dalam keralaan berkorban.
c. Menampilkan
Perilaku Rela Berkorban dalam Kehidupan Sehari-hari
Seorang muslim yang baik senantiasa mampu menempatkan
persatuan, kesatuan serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara
sebagai kepentingan bersama. Ia sanggup dan rela berkorban untuk
kepentingan masyarakat, agama dan negaranya
Adapun sikap rela berkorban dakam kehidupan
sehari-hari dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya sebagai
berikut:
- Selalu memperhatikan kepentingan umum, bangsa dan negara
- Suka memberikan pembinaan yang baik kepada sesama
- Gemar memberikan pertolonangan kepada sesama
- Senantiasa menjauhkan diri dari perilaku angkuh, egois, hedonis dan materialistis
Perilaku egois adalah sikap perilaku yang hanya
memetingkan diri sendiri. Perilaku hedonis adalah sikap perilaku yang
hanya mengutamakan hidup untuk bersenang-senang. Perilaku materialistis
adalah sikap perilaku yang hanya mementingkan kebendaan atau keduniaan
saja
Sebagai pelajar, kita harus membiasakan sikap rela
berkorban dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, keserasian,
keselarasan, dan keseimbangan dalam kehidupan bermasyarakat, beragama,
dan bernegara akan terwujud.
C. Sikap
yang Benar terhadap Makhluk Hidup Selain Manusia
Binatang dan tumbuh-tumbuhan adalah makhluk hidup,
keduanya perlu mempertahankan habitat dan populasinya. Keduanya perlu
makan dan minum untuk menjaga keadaan dan lingkungannya serta
mempertahankan keturunan dari jenisnya dengan bentuk dan tatacaranya
yang berbeda dengan manusia
Keberadaan dan kelestarian binatang dan tumbuhan,
memberikan arti penting dan manfaat yang besar bagi makhluk lainnya,
termasuk manusia. Antara binatang dan tumbuh-tumbuhan serta manusia
terdapat hubungan timbal balik, saling membutuhkan antara yang satu
dengan yang lainnya. Hubungan timbal balik antara manusia dengan
binatang dan tumbuh-tumbuhan harus dijaga keseimbangan dan
kesinambunganya. Apabila keseimbangan hubungan timbal balik antara
ketiganya tidak terjaga maka akan menimbulkan kerusakan malahan bisa
menjadi bencana.
Contoh
akhlak yang baik dan terpuji terhadap binatang ialah membiasakan
memelihara dan menyayangi binatang. Binatang itu mengandung manfaat yang
besar sekali bagi manusia, baik untuk dimakan dagingnya, diminum air
susunya, digunakan bulunya untuk pakaian, untuk alat angkutan dan
sebagainya. Memang binatang itu diciptakan oleh Allah untuk kepentingan
manusia. Perhatikan firman Allah SWT: (lihat QS.Online
di google)
Aritnya:
” 5. Dan Dia telah menciptakan binatang ternak
untuk kamu; padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai-bagai
manfaat, dan sebahagiannya kamu makan. 6. Dan kamu memperoleh
pandangan yang indah padanya, ketika kamu membawanya kembali ke kandang
dan ketika kamu melepaskannya ke tempat penggembalaan. 7. Dan
ia memikul beban-bebanmu ke suatu negeri yang kamu tidak sanggup sampai
kepadanya, melainkan dengan kesukaran-kesukaran (yang memayahkan) diri.
Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
8. dan (Dia telah menciptakan) kuda, bagal[820]
dan keledai, agar kamu menungganginya dan (menjadikannya) perhiasan.
Dan Allah menciptakan apa yang kamu tidak mengetahuinya.” (QS An
Nahl : 5-7)
Karena binatang itupun makhluk hidup
yang bernyawa yang dapat merasakan lapar dan haus, sakit dan mati, maka
kita tidak boleh menganiaya dengan cara apapun. Nabi bersabda: “Barangsiapa
yang menganiaya binatang atau mengubah bentuknya, memotong ekor atau
telinganya, amak atasnya kutukan alah, kutukan para malaikat, dan
manusia pada umunya.” (Al Hadits)
Oleh karena itu, salah satu syarat
menyembelih binatang yang akan dimakan dagingnya harus menggunakan alat
penyembelih yang tajam, agar binatang yang disembelih itu segera mati
dan tidak lama mengalami penderitaan.
Akhlak yang baik terhadap tumbuh-tumbuhan artinya akhlak
manusia yang baik dan terpuji menurut pandangan syariat Islam tertuju
kepada tumbuh-tumbuhan. Contoh akhlak yang baik yang baik terhadap
tumbuh-tumbuhan ialah membiasakan memelihara dan melestarikan
tumbuh-tumbuhan. Tumbuh-tumbuhan apa saja yang ada di bumi ini
diciptakan oleh Allah untuk manusia, agar diambil manfaatny bagi
kehidupan manusia. Sebagaimana disebutkan dalam Al Qur’an: (lihat QS.Online di google)
Artinya: “Ia (Allah)
yang telah menjadkan segala apa yang ada di langit dan dibumi untuk kamu
semua …”(QS Al Baqarah ; 29)
Dalam
ayat lain: (lihat QS.Online
di google)
Artinya: “Dan Dia-lah
Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan
sungai-sungai padanya. Dan menjadikan padanya semua buah-buahan
berpasang-pasangan[765], Allah menutupkan
malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat
tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (QS Ar
Ra’du : 3)
Oleh karena itu, suatu kewajiban manusia agar bumi dan
isinya, termasuk binatang dan tumbuh-tumbuhan serta lingkungannya dapat
kita sayangi dan dilestarikan dan memakmurkannya., bukan malah
ditelantarkan dan diburu. Semua itu sebenarnya hanya untuk kepentingan
manusia. Semua itu sebenarnya hanya untuk kepentingan manusia dan anak
cucunya sampai akhir zaman. Firman Allah dalam surat Hud ayat 61: (lihat QS.Online di google)
Artinya:
“…Dialah Allah yang menciptakan kamu dan ditempatkannya kamu
mendiami bumi ini dengan tugas agar kamu dapat mengolah dan
memakmurkannya …” (QS Hud : 61)
1. Memelihara
Kelestarian Alam
Alam dan isinya diciptakan Allah untuk kepentingan
manusia. Oleh karena itu, untuk kelangsungan serta kesempurnaan
hidupnya, manusia berkewajiban menjaga kwantitas dan kwalitas lingkungan
menimbulkan larangan adanya merusak lingkungan. Untuk meperbaiki
kualitas hidup, manusia mengadakan usaha-usaha pembangunan yang
mempunyai pengaruh terhadap kuantitas maupun kualitas lingkungan.
Disatu pihak, kita harus mengadakan pembangunan
walaupun hal itu bisa merusak kualitas dan kuantitas lingkungan, tetapi
di pihak lain pun kita harus mempertahankan lingkungan hidup. Misalnya
untuk pembangunan kita memerlukan devisa dan untuk memperoleh debisa
kita bisa menjual kayu yang diambil dari hutan. Apabila pengambilan kayu
dari hutan tidak cermat dapat mengakibatkan kepunahan hutan maupun
hewan-hewan penghuninya. Akibat yang ditimbulkannya sangat merugikan,
bahkan mengancam kesejahteraan hidup manusia. Secara kronilogis dapat
digambarkan sebagai berikut.
Apabila
hutan dibabat dengan semena-mena maka tak ada lagi penahan air hujan.
Air hujan akan mengalir keras dan menghanyutkan humus dan bunga tanah.
Di hulu menjadi tandus, dihilir dilanda banjir. Akibatnya, hutan makin
lama makin gundul, hujan menjadi jarang turun. Pada siang hari panas
terik matahari membakar bumi, malam harinya sangat dingin. Karena
perubahan suhu yang tajam, batu-batuan bisa pecah dan akhirnya lambat
laun hancur jadi pasir. Jadi, padang pasir yang luas bukan terjadi
dengan sendirinya. Pada mulanya terjadi karena kerusakan yang
ditimbulkan oleh manusia sendiri. Firman Allah SWT:
(lihat QS.Online di google)
Artinya:
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut
disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supaya Allah merasakan kepada
mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali
(ke jalan yang benar.”(QS Ar Rum : 41)
Kerusakan didarat seperti terjadinya
padang pasir karena penggundulan hutan (tumbuh-tumbuhan), juga punahnya
beberapa jenis binatang. Kerusakan dilaut seperti pencemaran oleh
buangan air limbah industri, sehingga menyebabkan keracunan pada ikan
yang menjadi sumber hidup para nelayan.
Membuat kerusakan baik didarat, dilaut maupun diudaraadalah
perbuatan yang sangat tercela dalam agama, kerusakan yang terjadi dapat
membahayakan hidup manusia. Al Qur’an memuat tidak kurang dari 50 kali
ayat yang melarang berbuat kerusakan. (lihat QS.Online di google)
Artinya:
“Dan janganlah kamu merugikan manusia pada
hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat
kerusakan.” (QS As Syu’ara : 183)
Kesimpulannya, dalam suatu lingkungan hidup itu ada
saling ketergantungan antara makhluk hidup dengan benda-benda yang tidak
hidup dan lingkungannya. Keadaan semacam itu disebut ekosistem. Dalam
suatu ekosistem, masing-masing unsur yang ada harus dijaga kelestarian
dan keseimbangannya. Artinya tidak boleh ada pengrusakan terhadap salah
satu unsur. Sebab kalau salah satu unsur dalam ekosistem itu rusak, akan
timbul keselarasan ekosistem atau terjadi ketidak seimbangan alam
lingkungan.
Allah
SWT menciptakan langit dan bumi beserta segala isinya. Telah
ditakdirkan dan ditentukan bahwa semua makhluk ciptaannya mempunya
hubungan timbal balik dan berkesinambungan, itulah sunatullah. Firman
Allah SWT dalam surat Ar Rahman ayat 5-13: (lihat QS.Online di google)
Artinya:
“5. Matahari dan bulan (beredar) menurut
perhitungan. 6. Dan tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan
kedua-duanya tunduk kepada Nya. 7. Dan Allah telah meninggikan
langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan). 8. Supaya kamu
jangan melampaui batas tentang neraca itu. 9. Dan tegakkanlah
timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu.
10. Dan Allah telah meratakan bumi untuk makhluk(Nya). 11. Di
bumi itu ada buah-buahan dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang 12.
Dan biji-bijian yang berkulit dan bunga-bunga yang harum baunya. 13.
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?.” (QS
Ar Rahman : 5-13)
Ayat diatas menggambrkan bahwa alam
semesta yang terdir dari beribu-ribu galaksi, diantaranya bumi kita ini,
semuanya mempunyai hubungan timbal balik dan daya tarik menarik antara
satu dengan lainnya. Begitu pula apa yang ada di planet bumi. Lingkungan
yang ada di dalamnya mempunyai daya tarik menarik dan hubungan timbal
balik.
Apabila keseimbangan dalam hubungan
timbal balik ini terganggu akibat salah satu unsurnya ada yang kurang,
berubah, atau karena sebab lain maka malapetaka dan bencana yang maha
dahsyat akan terjadi.
Memelihara Keseimbangan Alam sebagai Pernyataan
Rasa Syukur Nikmat
Allah pencipta alam semesta telah menciptakan manusia
sebagai makhluknya yang paling mulia. Allah juga yang telah menciptakan
alam semesta ini, terutama bumi untuk kepentingan manusia. Bahkan Allah
telah menjadikan manusia sebagai khalifah atau penguasa bumi. Dengan
demikian sungguh banyak kenikmatan Allah yang telah dianugrahkan kepada
manusia. Sebagaimana tersebut dalam firman Allah SWT: (lihat QS.Online di google)
Artinya:
“32. Allah-lah yang telah menciptakan langit dan
bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan
dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezki untukmu; dan Dia
telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu, berlayar di lautan
dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu
sungai-sungai. 33. Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu
matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan
telah menundukkan bagimu malam dan siang. 34. Dan Dia telah
memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan
kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu
menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat
mengingkari (nikmat Allah).” (QS Ibrahim : 32-34)
Betapa banyak nikmat Allah yuang telah diberikan kepada
umatmanusia yang diterima oleh setiap orang dalam kehidupannya. Segala
kelezatan ketentraman, kebahagian, kesenangan dan kenikmatan dalam
bentuk apapun. Hal itu harus disyukuri. Setiap muslim wajib bersyukur
atau berterima kasih kepada Allah sebagaimana diperintahkan dalam kitab
suci Al Qur’an: (lihat QS.Online di google)
Artinya:
“Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan
(untukmu), agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan),
dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan
kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari
(keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur.” (QS An
Nahl : 14)
Adapun cara bersyukur kepada Allah adalah sebagai berikut.
- Dengan lisan, yakni dengan memuji Allah setiap memperoleh kenikmatan. Caranya dengan mengucapkan alhamdulillahi rabbil alamin.
- Dengan hati, yakni dengan mengakui dan merasakan serta menghayati nikmat Allah atas karunia yang telah diberikan
- Dengan seluruh jiwa raganya, yakni dengan menaati dan menjalankan perintahnya, serta menjauhi larangannya.
Dengan bersyukur kepada Allah, manusia akan selalu ingat
kepadanya, sehingga jiwanya menjadi bersih. Jiwa yang bersih karena
menyadari bahwa segala kenikmatan itu hanyalah karunia Allah semata.
Dengan demikian dapat menyadari bahwa segala kenikmatan itu adalah bekal
untuk beribadah keapda Allah. Mengabdi dan menghambakan diri
semata-mata kepada Allah. Perhatikan firman Allah berikut. (lihat
QS.Online di google)
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di
antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah
kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.” (QS Al
Baqarah : 172)
2. Menyayangi Binatang dan Merawat Tumbuh-tumbuhan
a. Pentingnya binatang dan tumbuh-tumbuhan bagi
kehidupan manusia
Binatang termasuk salah satu makhluk
Allah SWT. Antara manusia dan binatang medasar. Manusia mempunyai akal
pikiran sedangkan binatang tidak. Diluar kepentingan dan kemampuan akal
pikiran itu terdapat persamaan antara manusia dan binatang. Seperti
misalnya, kepentingan untuk makan, minum mempertahankan hidup dan
keturunannya.
Kenyataannya manusia sangat
membutuhkan keberadaan binatang, terutama binatang ternak. Diantara
binatang tersebut, ada yang bisa dimanfaatkan untuk membantu
menyelesaikan pekerjaan manusia seperti membajak dan bercocok tanam,
menarik pedati dan memuat barang-barang, diambil madunya, diperah
susunya, disembelih untuk dimakan dagingnya sebagai pelengkap menu dan
menambah gizi makanan. Selain itu, binatang ternak juga mempunyai nilai
tambah dalam segi ekonomi maupun segi penghidupan.
Sudah selayaknya kita memelihara dan
menyayangi binatang. Suatu hal yang tidak wajar apabila kita
memanfaatkan tenaga binatang, tetapi tidak mau memberi makan dan
merawatnya. Seorang peternak burung puyuh umpamanya, tidak akan mendapat
hasil yang baik, apabila burung puyuh itu tidak dipelihara dengan baik.
Coba renungkan ikan yang berada
dilaut. Bermacam-macam warnanya, enak untuk dimakan. Ada yang digunakan
untuk minyak, hiasan, obat, tergantung pada keterampilan manusia dalam
mengolah ikan yang beraneka ragam itu. Sapi dan domba misalnya, susunya
dapat diminum dan menyegarkan dan menguatkan badan manusia. Kulitnya
dapat digunakan sebagai bahan sepatu dan sandal. Bulunya dapat digunakan
untuk pakaian, sedang dagingnya enak untuk dimakan.
Binatang-binatang itu dapat diambil
manfaatnya sesuai dengan slera dan keterampilan manusia didalam
menggunakannya. Perkutut dapat dipelihara, dan suaranya bisa membuat
hati manusia gembira dan senang. Sehingga perkutut yang kecil itu
harganya ratusan ribu rupiah malah kadang-kadang samapi jutaan rupiah.
Tumbuh-tumbuhan juga tidak kalah
penting bagi manusia dalam menunjang hidup dan kehidupannya, misalnmya
sebagai berikut:
- Oksigen merupakan kebutuhan yang sangat pokok dalam kehidupan manusia. Pada sistem pernapasan manusia, yang dibutuhkan adalah oksigen. Manusia akan mati lemas apabila kekurangan oksigen tersebut. Persediaan oksigen yang terdapat diudara disekeliling kita bisa terjamin keseimbangannya apabila terjamin pulapopulasi tumbuh-tumbuhan yang ada. Karena oksigen dikeluarkan oleh tumbuh-tumbuhan pada saat tumbuh-tumbuhna itu melakukan fotosintesis
- Pohon dan tumbuh-tumbuhan yang lebat dapat menjamin adanya persedian air dalam tanah agar tidak terus mengalir tanpa ada tempat penampungannya. Persedian air dalam tanah oleh akar-akar pohon dan tumbuh-tumbuhan, bisa menjadi mata air. Mata air itu mengairi areal pertanian dan perkebunan, untuk menunjang kebutuhan bahan makanan pokok manusia.
Pohon dan tumbuh-tumbuhan yang lebat
menjamin tidak akan terjadi banjir yang bisa merusak lingkungan
kehidupan manusia. Dari tumbuh-tumbuhan pula bisa diperoleh vitamin
nabati yang sangat dibutuhkan oleh sel-sel tubuh manusia.
Tumbuh-tumbuhan dapat dibuat bahan obat-obatan yang menangkal manusia
dari serangan berbagai penyakit, dan menyembuhkannya atas kuasa dan izin
dari Allah SWT.
Oleh karena itu, sudah sepantasnya
bila manusia memelihara dan melestarikan tumbuh-tumbuhan. Diantara
tumbuh-tumbuhan ada yang bisa dimakan dan ada yang tidak. Perawatan
terhadap tumbuh-tumbuhan yang dimakan agak berbeda dengan
tumbuh0tumbuhan lainnya. Ada diantaranya yang memerlukan air, pupuk,
obat hama, dan sebagainya. Memang cara merawat dan apa yang diperlukan
tumbuh-tumbuhan itu tidak sama. Kita pun harus mempelajari dan
memperhatikan cara pemeliharaan masing-masing agar dapat diambil
manfaatnya.
Manusia diciptakan Allah sebagai khalifah di muka bumi yang
seharusnya memelihara dan mengatur dunia ini sesuai dengan tuntunan
agama. Sehingga dapat hidup layak sebagai manusia, janganlah berbuat
kerusakan dimuka bumi karena itu termasuk perbuatan yang tidak disukai
oleh Allah. Seperti dalam firmannya yang berbunyi: (lihat QS.Online di google)
Artinya:
dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu
dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain)
sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS Al Qashash : 77)
b. Cara menyayangi binatang dan tumbuh-tumbuhan
Manusia wajib memelihara binatang
dan tumbuh-tumbuhan dengan baik. Terhadap binatang ternak manusia harus
memelihara, memberi makan dan minum, mejaga kondisi dan lingkungan serta
kebutuhan hidupnya. Dengan demikian manusia dapat memanfaatkannya untuk
kepentingannya sendiri. Kesemuanya harus dilakukan dengan
sebaik-baiknya. Hal ini pernah dicontohkan oleh nabi Muhammad SAW ketika
beliau melewati suatu daerah. Beliau melihat ada orang-orang yang
berdiri diatas punggung hewan-hewan mereka. Lantas beliau menasehati
supaya mengendarai hewan itu dengan baik dan meninggalkannya dengan baik
pula.
Terhadap binatang liar, manusai berkewajiban menjaga
habitatnya agar tidak punah. Berusaha agar tidak merusak lingkungan
tempat binatang-binatang liar itu hidup dan berkembang biak.
Mengusahakan agar jenis binatang ini, terutama jenis binatang buas,
tidak mengganggu terhadap lingkungan kehidupan manusia, bahkan banyak
dikisahkan dalam alqur’an banyak binatang buas yang memberikan manfaat
misalkan lebah yang bisa diambil madunya Allah berfirman: (lihat
QS.Online di google)
Artinya:
68. dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: “Buatlah sarang-sarang di
bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin
manusia”, 69. kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan
tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). dari perut lebah
itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya
terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada
yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi
orang-orang yang memikirkan. (QS An Nahl : 68 – 69)
Terhadap tumbuh-tumbuhan, manusia
wajib memelihara kelestarian, keberadaan, mengembangbiakkannya.
Khususnya tanaman pertanian dan tanaman pangan serta tanaman lunak
lainnya. Lahan tempat bercocok tanam perlu diolah dengan baik, dipupuki
dan disiangi, dijauhkan dari hama. Mengusir hama dengan memberikan obat
anti hama sehingga dapat meningkatkan hasil dan dapat mencukupi
kebutuhan pangan.
Untuk tanaman keras, lahan yang
digunakan harus dibersihkan dari tanaman dan tumbuhan lain yang bisa
mengganggu perkembangannya. Memberikan pupuk yang dapat menunjang
pertumbuhan tanaman keras tersebut. Pada umumnya tanaman keras ditanam
pada lahan perkebunan.
Tanaman dan tumbuh-tumbuhan hutan
harus dijaga kelestariannya dan tidak dirusak untuk kepentingan pribadi
dan sesaat. Perusakan hutan dapa mengakibatkan banjir dan tanah longsor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar